Narasi
Suatu Hari Hikam Sedang bermain di rumah temannya, setelah
selesai bermain di rumah temannya Hikam pun kehilangan sebelah sendalnya. Hikam
berkata “yah sandal ku hilang sebelah, haduhh mana ga punya duit lagi”.
Ketika di jalan, Hikam
menemukan selembar uang sebesar Rp.5000 dan hikam pun pergi kesebuah
warung untuk membeli sandal baru. Hikam berkata pada pemiik warung “Punten..Punten,
pak jual sandal?” pemilik warung pun menjawab “mangga, iya ada ” Hikam kembali
bertanya “berapa harganya?” pemilik warung menjawab”Rp. 10.000 de” Hikam pun menjawab dengan muka murung “ (yah
uang ku tidak cukup) ya sudah gak jadi pak ”.
Dan ketika sedang di jalan, hikam melewati
masjid yang terdapat banyak sandal disana. Hikam berbicara dalam hati
”wah ada sandal banyak nih, Mungkin aku bisa mengambil sepasang sandal
disitu!”.
Tanpa berpikir panjang hikam pun mencuri sendal itu. Hikam
merasa senang “Akhir nya saya punya sandal baru!!” dan pemilik sandal keluar
dari masjid dan mengatakan “woy kamu pencuri !!! kembalikan sandal itu!!!
Maling Maling!!!” dan para warga pun
menghajar pencuri sandal itu.
Setelah pencuri itu di hajar oleh para warga, Aril datang
dan langsung menghubungi kantor polisi. Hikam pun dibawa ke kantor polisi
akibat ulahnya. Sesampai nya di kantor
polisi hikam langsung dimintai keterangan oleh polisi “Apa alasan anda mencuri
sandal ini?” Hikam menjawab “Karena sandal saya hilang sebelah pak, karena itu
saya mengambil sandal orang lain.”lalu polisi memberi keputusan “kalau begitu
kamu akan di bawa ke pengadilan.”
Setelah hikam dimintai keterangan oleh polisi, Hikam
langsung dibawa ke pengadilan. sebelum
hikam di sidang ada sesuatu hal yang terjadi, si koruptor berusahan menyogok si hakim dengan cara berbasa basi
terlebih dahulu, koruptor pun mulai berbincang dengan si hakim”Apa kabar pa?” Hakim
menjawab “baik baik saja, ada apa ya?” koruptor menjawab dengan wajah murung “Gini
pak, saya akan mengikuti persidangan apakah bapak bisa mengatur-atur sedikitlah..
bapak tau kan??” ”bisa pastinya bisa”
(Hakim menjawab dengan menunjukan kode tangan (minta uang)). Koruptor menjawab dengan bahagia “soal itumah
gampang pak, bisa di atur..” dan akhirnya si koruptor berhasil membujuk si
hakim untuk membantunya.
Persidangan pun dimulai, saat di persidangan hikam sangat
kecewa dengan keputusan hakim. Setelah persidangan selesai, tidak sengaja Hikam
mendengar percakapan antara si koruptor dengan si hakim. Hakim berkata” bagai
mana sodara aril?” aril menjawab “Ringan Pak” Hakim menjawab dengan senang “oh
ya, jangan lupa di transfer ke rekening bapak ya!” Aril menjawab ”Ok Makasih ya
pak”.
Setelah Hikam mendengar percakapan tersebut, hikam merasa
bahwa hukum di Negara ini sangat tidak adil.
No comments:
Post a Comment